Divisi Gunung Waffen-SS ke-13 Handschar
Tentara dari Divisi ke-13 SS sedang membaca brosur tentang "Islam dan Yahudi" |
13th Waffen Mountain Division of the SS Handschar
Gagasan baik Heinrich Himmler tentang Muslim Bosnia mungkin berhubungan dengan asal-usul terbentuknya divisi ini. secara pribadi dia terpesona dengan Iman Islam dan percaya bahwa Islam dapat menciptakan tentara yang tidak kenal akan rasa takut. dia membayangkan sebuah divisi yang hanya terdiri dari kaum Muslim Bosnia dengan cara yang hampir mirip dengan Divisi Bosnia dari Kerajaan Austria-Hungaria dahulu.
Pada tanggal 6 Desember 1942, Heinrich Himmler dan petugas perekrutan Waffen SS Gottlob Berger mencoba mendekati Hitler dengan proposal yang dituju untuk meningkatkan divisi SS Muslim Bosnia. baik Wehrmacht maupun Waffen SS merasa perihatin dengan situasi keamanan yang dengan cepat memburuk di Kroasia. situasi itu membuat tentara Jerman yang dibutuhkan untuk berperang di tempat lain terikat.
tercatat dari Sumber Jerman, pada tahun 1943 sekitar 100,000 Muslim Bosnia telah terbunuh dan 250,000 lainnya menjadi pengungsi. selain itu, kekurangan makanan juga mengancam wilayah tersebut.
Himmler terinspirasi oleh keberhasilan-keberhasilan yang diraih oleh Divisi Infanteri Bosnia-Herzegovina dalam Perang Dunia Pertama lalu. dia berusaha untuk mengembalikan apa yang dia sebut dengan tradisi "Austria Kuno" dengan membentuk kembali resimen-resimen Bosnia bekas Angkatan Darat Austria-Hungaria dalam bentuk Divisi Muslim SS Bosnia.
nantinya setelah diangkat, Divisi ini akan terlibat dalam penghancuran Pasukan Partisan Joseph Broz Tito sehingga memulihkan ketertiban lokal. Sebenarnya, fokus utaman Himmler di wilayah itu bukanlah keamanan populasi Muslim disana, tetapi kesejahteraan etnis Jerman yang bermukim di Utara Syrmia.
"Srem (Syrmia) adalah keranjang roti dari Kroasia, dan mudah-mudahan itu dan permukiman Jerman tercinta kita akan diamankan. Saya berharap bahwa wilayah selatan Srem akan dibebaskan oleh ... divisi Bosnia ... sehingga kita setidaknya bisa pulihkan sebagian pesanan dalam kondisi konyol (Kroasia) ini." -Heinrich Himmler-
Hitler secara resmi menyetujui proposal tersebut pada pertengahan Februari 1943. Himmler menempatkan Phleps, Komandan Divisi Gunung Relawan SS ke-7 Prinz Eugen, yang bertugas untuk meningkatkan Divisi SS pertama yang merekrut orang-orang non-Jerman.
tercatat dari Sumber Jerman, pada tahun 1943 sekitar 100,000 Muslim Bosnia telah terbunuh dan 250,000 lainnya menjadi pengungsi. selain itu, kekurangan makanan juga mengancam wilayah tersebut.
Himmler terinspirasi oleh keberhasilan-keberhasilan yang diraih oleh Divisi Infanteri Bosnia-Herzegovina dalam Perang Dunia Pertama lalu. dia berusaha untuk mengembalikan apa yang dia sebut dengan tradisi "Austria Kuno" dengan membentuk kembali resimen-resimen Bosnia bekas Angkatan Darat Austria-Hungaria dalam bentuk Divisi Muslim SS Bosnia.
nantinya setelah diangkat, Divisi ini akan terlibat dalam penghancuran Pasukan Partisan Joseph Broz Tito sehingga memulihkan ketertiban lokal. Sebenarnya, fokus utaman Himmler di wilayah itu bukanlah keamanan populasi Muslim disana, tetapi kesejahteraan etnis Jerman yang bermukim di Utara Syrmia.
"Srem (Syrmia) adalah keranjang roti dari Kroasia, dan mudah-mudahan itu dan permukiman Jerman tercinta kita akan diamankan. Saya berharap bahwa wilayah selatan Srem akan dibebaskan oleh ... divisi Bosnia ... sehingga kita setidaknya bisa pulihkan sebagian pesanan dalam kondisi konyol (Kroasia) ini." -Heinrich Himmler-
Hitler secara resmi menyetujui proposal tersebut pada pertengahan Februari 1943. Himmler menempatkan Phleps, Komandan Divisi Gunung Relawan SS ke-7 Prinz Eugen, yang bertugas untuk meningkatkan Divisi SS pertama yang merekrut orang-orang non-Jerman.
Amin al-Husayni, bersama SS-Brigadefuhrer und Generalmajor der Waffen SS Karl-Gustav Sauberzweig, menyapa sukarelawan SS Bosnia pada November 1943. |
18 Februari 1943, Phleps melakukan perjalanan ke Zagreb untuk memulai negosiasi dengan pemerintahan Kroasia (NDH). dia bertemu dengan utusan kementrian luar negeri Jerman, Siegfried Kasche dan menteri luar negeri Kroasia (NDH), Dr. Mladen Lorković yang mewakili Pavelic. Pavelic sendiri telah setuju soal peningkatan divisi, namun Waffen SS beserta pemerintah Kroasia (NDH) memiliki pemikiran yang sangat berbeda soal perekrutan dan bagaimana hal itu akan dikendalikan.
Lorković menyarankan agar divisi tersebut dinamai dengan Divisi SS Ustaša. sebuah unit Kroasia yang dibesarkan dengan bantuan SS, yang namanya diambil berdasarkan geografis seperti Bosna, Krajina, dan Una. namun hal ini menimbulkan kekhawatiran Pavelic dan Kasche bahwa divisi Muslim ekslusif akan membantu upaya perjuangan kemerdekaan Muslim.
sebagai kompromi, kata "Kroasia" dimasukkan dalam jabatan resminya dan petugas katolik Kroasia direkrut. Himmler dan Phleps mengendalikan sebagian besarnya dan menciptakan divisi sesuai keinginan mereka. hal ini membuat Kroasia (NDH) tidak senang, terutama dalam komposisi etnisnya.
Baca juga: Penyebab Pecahnya Perang Dunia II
Šuljak dan von Krempler berselisih mengenai maksud dan tujuan divisi. Šuljak yang sepenuhnya ditunjuk secara politis, mengkritik von Krempler dalam penggunaan warna bendera dan lambang islam tradisional selama perekrutan dibandingkan simbol Ustaše. Ketika ia mencapai Tuzla, Bosnia Tengah, von Krempler bertemu dengan pemimpin milisi Hadžiefendić.
Pada 28 Maret, Hadžiefendić mengantar von Krempler ke Sarajevo dimana ia dikenalkan kepada Hafiz Muhamed Pandža (Pemimpin Ulama Islam Bosnia), Ulama-ulama, serta politisi muslim lainnya yang tidak terlibat dengan Ustaše. Pemerintah Kroasia (NDH) dan Kasche sangat marah dan menuntut von Krempler agar segera dicopot. namun SS mengabaikan permintaan itu dan von Krempler terus bertugas dan merekrut.
Pada bulan April 1943, Mufti Yerusalem, Mohammad Amin al-Husayni diundang oleh Berger untuk membantu mengorganisir dan merekrut Muslim ke dalam Waffen-SS dan unit lainnya. Dia dikawal oleh von Krempler, yang berbicara bahasa Turki. Mufti berhasil meyakinkan umat Islam untuk mengabaikan deklarasi Sarajevo, Mostar dan Banja Luka Ulama, yang pada tahun 1941 melarang mereka untuk berkolaborasi dengan Ustaše.
Jerman menekankan bahwa al-Husayni telah terbang dari Berlin ke Sarajevo untuk memeriksa divisi tersebut. Selama kunjungannya ke Bosnia, al-Husayni juga meyakinkan beberapa pemimpin Muslim bahwa pembentukan divisi itu untuk kepentingan Umat Islam.
Anggota divisi selama pelatihan |
Mufti bersikeras, "Tugas paling penting dari divisi ini adalah untuk melindungi tanah air dan keluarga (dari sukarelawan Bosnia) divisi tersebut tidak diizinkan untuk meninggalkan Bosnia". Jerman tidak memperhatikan ini. Terlepas dari dukungan al-Husayni, perekrutan Muslim untuk divisi tersebut ternyata jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Himmler kemudian mengizinkan 10% anggota Divisi dari Kristen, tetapi perekrutan Muslim yang terus menerus sulit, yang mengakibatkan masuknya sekitar 2.800 orang Katolik ke dalam divisi itu. Hal ini membuat Himmler kecewa karena lebih besar dari rasio yang dia inginkan.
terdapat sumber berbeda mengenai divisi. Pavlowitch menyatakan bahwa enam puluh persen dari rekrutmennya adalah Muslim dan sisanya adalah Yugoslavia Volksdeutsche yang merupakan mayoritas dari para perwira dan perwira yang sedang tidak bertugas. Tomasevich menyatakan bahwa divisi itu dibentuk dengan 23.200 Muslim dan 2.800 Kroasia, dengan sebagian besar perwira Jerman. Dia lebih lanjut menyatakan itu adalah divisi SS Muslim terbesar dengan kurang lebih 26.000 Anggota Muslim.
Divisi ini memiliki seorang imam Muslim untuk setiap batalion. Selama sekitar enam bulan divisi ini mencakup sekitar 1.000 etnis Albania dari Kosovo dan wilayah Sandžak yang membentuk Batalion 1 Resimen ke-2, yang kemudian berubah menjadi Batalion 1 Resimen ke-28.
Divisi ini awalnya dikirim ke Prancis selatan untuk pembentukan dan pelatihan, di mana ia ditampung terutama di kota-kota dan desa-desa di bagian Aveyron dan Lozère. Untuk waktu yang lama setelah pembentukan resminya, divisi ini tidak disebutkan namanya dan disebut sebagai "Divisi Kroatische SS-Freiwilligen" (Divisi Relawan SS Kroasia) atau "Divisi Muselmanen" (Divisi Muslim). Keputusan Waffen-SS untuk membentuk dan melatih divisi di luar Bosnia ini bertentangan dengan saran yang diberikan oleh Jenderal Edmund Glaise von Horstenau.
"Saya tahu ada kemungkinan bahwa beberapa pengkhianat mungkin diselundupkan ke dalam divisi, tetapi saya tidak ragu sedikit pun mengenai kesetiaan dari orang-orang Bosnia. Pasukan ini setia kepada komandan tertinggi mereka dua puluh tahun yang lalu, jadi mengapa mereka tidak seperti itu hari ini?" -Heinrich Himmler-
Anggota divisi berdoa saat pelatihan di Neuhammer pada bulan November 1943 |
Divisi dipindahkan ke tempat pelatihan Neuhammer di wilayah Silesia Jerman (sekarang Polandia) untuk menyelesaikan pelatihannya. Selama fase pelatihan, para perwira Jerman senang dengan kemajuan yang dicapai, dan menciptakan istilah "Mujo" untuk Muslim Bosnia. Para anggota divisi bersumpah setia kepada Hitler dan Pavelic.
Pada 9 Oktober 1943, SS secara resmi menamai divisi itu 13 SS-Freiwilligen bh Gebirgs-Division (Kroatien), tetapi tidak lama kemudian perubahan dibuat untuk membedakan dari divisi Jerman menjadi Divisi Gunung Waffen-SS ke-13 Handschar (Kroasia ke-1). 15 Februari 1944, divisi ini menyelesaikan pelatihannya dan kembali ke Kroasia (NDH) dengan kereta api.
Daftar operasi-operasi yang dilakukan oleh Divisi ini:
- Operasi Wegweiser (9-12 Maret 1944), Tujuan Operasi ini adalah untuk membersihkan bagian dari wilayah Syrmia yang diduduki oleh Partisan yang mengancam kereta api Zagreb-Belgrade.
- Operasi Save (15 Maret 1944), bertujuan untuk membersihkan para Partisan dari wilayah Semberija.
- Operasi Osterei (12 April 1944), bertujuan untuk membersihkan gunung Majevica, yang dikuasai oleh Korps ke-3 pimpinan Jenderal Kosta Nađ.
- Operasi Maibaum, bertujuan untuk menghancurkan Partisan Korps ke-3.
- Operasi Maiglöckchen (17 Mei 1944), bersama dengan unit Majevica-Tuzla Chetnik setempat pimpinan Radivoj Kerović, Operasi ini bertujuan untuk menghancurkan beberapa brigade partisan di Majevicas.
- Operasi Vollmond, Operasi ini dirancang dengan cepat setelah batalion pengintai mengamati pasukan Partisan menyeberangi jalan Tuzla-Zvornik pada malam hari 6 Juni 1944. Tujuan Sauberzweig adalah untuk menyerang dari timur dan utara, mendorong pasukan Partisan yang maju melawan Drina.
- Operasi Fliegenfänger (14 Juli 1944), bertujuan untuk menghancurkan lapangan terbang Partisan sementara di daerah Osmaci sekaligus pasukan Partisan yang menjaganya.
- Operasi Herbstlaub, operasi pelucutan senjata orang orang Bosnia "yang tidak dapat dipercaya".
- dan lain-lain
Anggota divisi saat menjalankan operasi pada Mei 1944. |
17 Agustus 1944, Joseph Broz Tito menawarkan amnesti umum dan banyak orang di divisi yang memanfaatkan kesempatan ini. Mereka pulang, bergabung dengan milisi Green Cadres atau pergi ke Ustaše. Banyak yang membelot ke Partisan, sekitar lebih dari 700 orang bergabung dengan Partisan Korps ke-3 pada awal Oktober 1944.
20 Oktober, pasukan Tentara Merah dan Partisan merebut Beograd dan pada hari berikutnya imam staf divisi Abdulah Muhasilović, menghasut pemberontakan dan membawa 100 orang kembali ke Bosnia. Pada tanggal 29 Maret, Angkatan Darat ke-57 Soviet dan Angkatan Darat Pertama Bulgaria menyerang seluruh front Panzer Kedua, Divisi yang memegang posisi tepat di selatan penetrasi, mulai mundur ke barat laut.
Divisi ini melintasi perbatasan Reich pada 6 April dan mengambil posisi di Pettau, "Garis Pertahanan Reich", di mana mereka tetap bertahan sampai 5 Mei. Pertempuran terakhirnya adalah di sekitar Kiesmanndorff pada 19 April.
Baca juga: Kisah Pasukan Pembebasan Prancis & Pertempuran Prancis 1940 (Bagian 1)
Baca juga: Kisah Pasukan Pembebasan Prancis & Pertempuran Prancis 1940 (Bagian 1)
5 Mei, orang-orang yang tersisa di divisi itu baik Jerman dan Bosnia, mulai mundur ke utara menuju Austria. Pada 8 Mei, sebuah perintah dikirim untuk mundur ke Wolfsberg, Carinthia.
Saat mengetahui perintah tersebut, imam dari Resimen ke-28 berkata "dekati komandan mereka, Hans Hanke dan meminta agar mereka dan orang-orangnya diberhentikan dan diizinkan untuk mencoba kembali ke tanah air mereka ... Segera, semua orang Bosnia yang masih berada di divisi ditanya apakah mereka ingin tetap."
setelah perang, 38 anggota divisi ditangkap ke Yugoslavia untuk diadili. Beberapa dari mereka bunuh diri, termasuk Letnan Jendral Sauberzweig dan SS-Obersturmführer Hans König. Persidangan berlangsung di pengadilan militer Sarajevo antara 22 dan 30 Agustus 1947. Hanya 7 orang dari 38 terdakwa yang didakwa melakukan pelanggaran khusus, meskipun dakwaan tersebut menuduh divisi tersebut membunuh sekitar 5.000 orang. Semua dinyatakan bersalah, 10 orang dijatuhi hukuman mati, dan 28 lainnya menerima hukuman penjara antara lima tahun dan seumur hidup.
SS-Obersturmführer Imam Halim Malkoč telah dieksekusi di Bihac pada tanggal 7 Maret 1947. Hampir semua tahanan dibebaskan lebih awal dan pada tahun 1952 semua telah dibebaskan, kecuali satu yang telah meninggal. Setelah melarikan diri, Hampel tidak pernah menghadapi persidangan dan tinggal di Graz, Austria hingga kematiannya pada 11 Januari 1981.
Atribut:
- By Bundesarchiv, Bild 101III-Mielke-036-23 / Mielke / CC-BY-SA 3.0, CC BY-SA 3.0 de, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=5413916
- By Bundesarchiv, Bild 146-1980-036-05 / Unknown / CC-BY-SA 3.0, CC BY-SA 3.0 de, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=5483047
- By Bundesarchiv, Bild 146-1973-116-11 / CC-BY-SA 3.0, CC BY-SA 3.0 de, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=5418966
- By Bundesarchiv, Bild 146-1977-137-20 / Falkowski / CC-BY-SA 3.0, CC BY-SA 3.0 de, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=5482922
- By Bundesarchiv, Bild 146-1974-149-23 / Seidel / CC-BY-SA 3.0, CC BY-SA 3.0 de, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=5418985
Tulis Sebuah Komentar